Cuaca

Sejarah

cover
Desa Acango merupakan salah satu desa tua yang terletak di Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Desa ini telah ada jauh sebelum pembentukan pemerintahan modern di wilayah Halmahera Barat.

Nama "Acango" diyakini berasal dari bahasa lokal, yang berarti "tanah subur" atau "tempat bermukim di kaki bukit". Penamaan ini erat kaitannya dengan kondisi geografis desa yang berada di antara kawasan perbukitan dan dataran yang subur.

Menurut cerita para tetua, penduduk awal Desa Acango berasal dari kelompok masyarakat pesisir yang bermigrasi ke pedalaman untuk mencari lahan pertanian yang lebih luas dan aman dari serangan bajak laut.

Pada masa Kesultanan Ternate, wilayah Acango merupakan bagian dari jalur pengawasan dan perdagangan rempah-rempah, khususnya cengkih dan pala, yang menjadi komoditas utama Maluku di masa itu.

Hubungan masyarakat Acango dengan kerajaan setempat berlangsung harmonis. Mereka membayar upeti berupa hasil bumi, seperti sagu, kelapa, dan hasil kebun, kepada perwakilan sultan di Jailolo.

Seiring berkembangnya zaman, Acango tumbuh menjadi sebuah komunitas agraris yang mandiri. Kehidupan masyarakat didominasi oleh pertanian, berburu, dan berkebun. Mereka juga mengembangkan sistem adat dalam mengatur kehidupan sosial.

Pada masa penjajahan Belanda, Acango sempat dijadikan sebagai salah satu titik pengawasan dalam rangka menjaga jalur perdagangan dan mengawasi pergerakan rakyat. Walaupun letaknya tidak strategis secara militer, keberadaan Acango tetap dicatat dalam peta administrasi kolonial.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Acango secara resmi masuk dalam administrasi Kecamatan Jailolo. Perubahan ini membawa berbagai dinamika baru, seperti penerapan sistem pemerintahan desa modern dan program-program pembangunan nasional.

Pendidikan mulai masuk ke Desa Acango sekitar tahun 1970-an, ditandai dengan berdirinya sekolah dasar pertama di desa tersebut. Pendidikan perlahan mengubah pola pikir masyarakat, yang sebelumnya sangat bergantung pada tradisi lisan.

Pada tahun-tahun berikutnya, pemerintah memperkenalkan berbagai program pembangunan, seperti pembangunan jalan desa, jaringan air bersih, dan perluasan lahan pertanian, yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Struktur sosial di Acango sangat erat dengan nilai kekeluargaan. Musyawarah desa (rapat adat) menjadi sarana penting dalam mengambil keputusan bersama, baik dalam hal pembangunan maupun penyelesaian masalah sosial.

Masuknya teknologi dan komunikasi modern pada era 2000-an membawa perubahan besar di Acango. Generasi muda mulai terhubung dengan dunia luar, namun tetap mempertahankan identitas budaya mereka.

Saat ini, Desa Acango terus berkembang sebagai salah satu desa potensial di Kecamatan Jailolo. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki, masyarakat berupaya mengembangkan sektor pertanian, pariwisata berbasis alam, dan kerajinan lokal.

Sejarah panjang Desa Acango menjadi bukti ketangguhan masyarakatnya dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan semangat gotong royong dan menjaga warisan budaya, Desa Acango menatap masa depan yang lebih cerah.

0 Comments :

Berikan Komentar Anda



Desa Acango
© desain: malut.my.id